This post should be the very first ‘proper’ book review in this blog, or that’s what I think by far.
Saya dipertemukan dengan buku ini di sebuah sale yang diadakan oleh Periplus pada suatu hari di tahun 2013. Pada awalnya, saya tidak memberi perhatian lebih karena cover yang menurut saya biasa saja. Kayak masnya, saat pertama kami jumpa.
Iya, saya makhluk yang kemampuan curhat visualnya lebih unggul dibanding kemampuan verbal dan vokal, sehingga seringkali saya judging book by its cover. Maaf-maaf aja nih, ya.
Tapi karena saat itu diskonnya lagi besar-besaran, saya sedang mood buat baca banyak, dan hasil ngecek Goodreads ternyata rating -nya di atas 4 out of 5, akhirnya saya angkut lah lima buku pertama The Fever Series sekaligus. Darkfever, Bloodfever, Faefever, Dreamfever, dan Shadowfever.