Mumble, The Life of a Freelancer

Perjuangan masuk ke halaman terdepan hasil pencarian Google memang panjang dan berliku. Nggak cukup dengan usaha SEO on-page, bikin website yang cepet anti lemot, tampilannya kece, serta kontennya bagus dan relevan saja, ada faktor lain yang juga memberi nilai plus di mata Google, yaitu off-page.

Belum familier dengan SEO off-page? Singkatnya, off-page alias off-site adalah semua upaya yang kita lakukan “di luar website” kita untuk menaikkan ranking di hasil pencarian Google. Backlink adalah jantung dari SEO off-page.

Backlink adalah link dari website lain yang mengarah ke website kita. Google menggunakan backlink sebagai salah satu indikasi kualitas konten sebuah website. Semakin banyak kita dapat backlink dari website atau blog lain, Google melihatnya begini: “Wah, banyak nih yang ngasih referensi ke website ini. Berarti website ini bagus, nih! Musti gue naikin nih, rankingnya!”

Itulah alasan mayoritas digital marketer dan SEO spesialis pakai metode backlink building buat naikin ranking. Ada banyak jalan ninja buat dapat backlink dari website lain, salah satu yang paling populer (dan halal) adalah bekerja sama dengan blogger dan memanfaatkan jasa backlink yang berkualitas dari mereka. Ini dia tiga cara dapat backlink dari blogger yang saya tahu!

Continue Reading
Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
The Life of a Freelancer

Kali ini saya mau sharing lebih detail tentang topik yang cukup banyak direkues, yaitu gimana cara dapetin project freelance. Buat yang baru mau memulai, tentu saja ini jadi beban pikiran yang paling berat. Terutama kalo berencana menjadikan freelance sebagai sumber penghasilan utama, karena kalo udah jadi full-time freelancer, kalo nggak ada kerjaan kan nggak dapet uang, ya :D

Oke, jadi secara garis besar, ada dua channel utama yang saya manfaatkan untuk mencari proyek:

  1. Network, termasuk di dalamnya adalah media sosial.
  2. Platform khusus freelancer.

Kita bahas satu per satu, ya… Continue Reading

Share this:

Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr

The Life of a Freelancer

Apakah itu rush fee?

Sebenarnya makna aslinya adalah biaya tambahan yang dibebankan atas sebuah project karena waktu pengerjaan yang lebih cepat daripada standar waktu normal. Arti harafiahnya sih, biaya karena buru-buru.

Saya sering banget pakai istilah Proyek Roro Jonggrang. Inget kan, kisah beliau yang dipinang oleh Bandung Bondowoso dan mensyaratkan kepada Bandung Bondowoso untuk membuatkannya seribu candi dalam semalam? Hahaha, begitu filosofinya.

Nah, sebenarnya tidak ada aturan baku banget mengenai penentuan rush fee ini, dan kalau menurut saya, biaya tambahan ini bisa sebenarnya diaplikasikan tidak hanya ke Proyek  Roro Jonggrang, tetapi ke semua proyek yang anomali. Continue Reading

Share this:

Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr

The Life of a Freelancer

Mumpung sedang (dan masih) hangat dan saya masih ingat!

Kemarin saya habis minta bantuan teman yang kerja di kantor pajak buat bantu menghitung pajak untuk freelancer, terutama untuk saya, jadi sekarang saya mau share inti percakapan kami.

Disclaimer: saya bukan ahli pajak, ya. Ini saya cuma share spesifik kasus saya dan yang saya tau aja. Jadi saya mohon dengan sangat, jangan ada konsultasi perpajakan di antara kita nantinya. Jika Anda bingung, silakan hubungi Kring Pajak (1 500 200) atau mention Taxmin tersayang.

Pertama-tama, yang ditanyakan oleh teman saya adalah jenis pekerjaan yang saya lakukan. Nah, pada intinya, kerjaan saya saat ini terbagi dalam 2 sub besar, yaitu menulis dan menerjemahkan. Dari kategori itu akan ketahuan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang berlaku. Norma ini apa sih? Intinya ini adalah patokan nilai penghasilan bersih yang nantinya akan dipakai buat dasar penghitungan pajak. *betul begitu bukan, Taxmin?* Continue Reading

Share this:

Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr

The Life of a Freelancer

Sebuah mukadimah~
*halah*

Jadi ceritanya, saya sempat bikin tweet berseri tentang serba-serbi menjadi seorang pekerja lepas, alias freelancer, yang mana thread-nya jadi ramai sekali dan ternyata banyak yang antusias. Atas dasar itu, saya rencananya akan membuat blog post berseri juga untuk membahas hidup seorang freelancer (a.k.a naishakid) secara lebih panjang dan komprehensif di blog saya ini. Ke depannya, silakan ikuti kategori “The Life of a Freelancer” atau tag “#freelance101“.

Sebelumnya, mohon jangan dikritisi ya, cara penulisan saya yang semi bercanda, campur-campur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (InsyaAllah ga akan ada bahasa Timbuktu, karena saya ga ngerti), dan juga jika ada typo yang tidak disengaja (maupun yang disengaja). Hal-hal tersebut dalam rangka agar blog post ini terasa tidak seperti artikel ilmiah dan serius banget (kalo terlalu serius, nanti nikah lho(?)). Mohon diambil hikmahnya saja.

Oh ya, saya nulisnya topiknya ngacak, ya. Dalam artian, ga pakai kerangka terstruktur dan silabus yang benar. Pokoknya lihat gimana mood saya aja mau nulis apa. Continue Reading

Share this:

Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr