Wordplay

Happy Birthday, Dear Soulmate!

Aku ingat betul, tepat satu tahun yang lalu, entah mengapa aku tiba-tiba ingin mengirimkan pesan “selamat ulang tahun” kepadamu. Kita sudah saling kenal cukup lama waktu itu, tetapi tidak begitu akrab dan tidak terlalu sering bertukar sapa.

Lalu setelah pesan itu, entah mengapa pula, aku merasa ingin menceritakan banyak hal kepadamu. Membagi banyak sekali kegelisahan yang saat itu aku rasakan. Aku pun ingat betul, kamu waktu itu, menyangka aku sedang galau sebab patah hati. Padahal bukan.

Setelah beberapa kali percakapan panjang, kamu mulai menangkap bahwa kecewa dan patah hatiku adalah pada kehidupan. Kegelisahan terbesarku tentang menjadi manusia dan pilihan-pilihan hidup.

Sejak saat itu, kamu menjadi orang yang seperti laut bagiku, menerima dan membantuku menelan semua kebingungan. Kamu tidak pernah menggurui. Kamu, lebih seperti teman belajar yang men(y)enangkan. Pelajaran tentang perjalanan, tentang agama, tentang membaca pertanda semesta, tentang hidup seiring embus angin.

Kamu pernah berkata, “Keyakinanmu akan selalu diuji. Pertanyaan dan kegelisahanmu akan datang kembali. Tapi kamu harus paham, siklus yang berulang bukan berarti kamu tidak lulus ujian. Ketika kamu sudah semakin pandai, persoalan yang sesungguhnya semakin susah, kamu merasakannya seperti hanya diulang saja. Tapi sesungguhnya tidak. Kematangan pikirmu dan masalah yang kamu hadapi naik tingkat bersamaan, berbanding lurus. Jadi, jangan pernah berkecil hati dan menyerah.”

Lalu kita menjadi sedemikian dekat. Kamu menjadi penyimpan pikiran-pikiran paling rahasiaku. Sedemikian lekat kita hingga seringkali kita bisa saling merasai apa yang sedang terjadi. Kamu bisa mengerti apa yang aku rasakan, aku bisa memahami apa yang kamu pikirkan. Jiwa kita bercakap-cakap sedemikian akrab.

Kita menjadi sepasang pelukan yang saling menjaga dan menjadi pelindung. Meskipun pertemuan kita bisa dihitung dengan jari tangan, tapi percakapan kita tidak memerlukan perjumpaan. Hanya rangkaian pesan-pesan panjang dan panggilan lewat telepon genggam selepas tengah malam selama beberapa jam.

Hingga aku merasa kita berada pada titik di mana jiwa kita mungkin memang diciptakan untuk berpasangan. Aku menyayangimu. Kamu pun sebaliknya. Tapi kasih sayang kita bukan tentang romansa jatuh cinta. Aku tidak jatuh cinta padamu. Kamu pun sebaliknya.

Saat ini, kamu mungkin sedang ada di belahan dunia entah di mana, menyelesaikan perjalanan yang katamu kamu perlukan dan harus kamu selesaikan. Sementara aku, di sini menuliskan ucapan “selamat ulang tahun” untuk kamu baca kapan-kapan.

Semoga doaku selalu sampai dan memelukmu. Semoga kamu selalu dijaga oleh kebaikan yang tak terputus.

~

 

PS: Jangan khawatir! Kelak jika kamu pulang, kamu akan menemukan aku tumbuh semakin kuat, seperti yang kamu harapkan dan menjelma ketabahan yang tidak lagi cengeng ditempa kehidupan.

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr

3 Comments to “Happy Birthday, Dear Soulmate!”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.