Waktu menyusuri jejak di balik secangkir kopi di Lampung kemarin, saya sempat berbincang panjang dengan salah seorang petani tentang kualitas kopi. Kata si bapak, konon kopi hasil panen pertama setiap tahunnya, rasanya lebih enak. Tapi karena saya main ke sana itu pas bukan musim panen, jadi saya tidak bisa mencobanya.
Tapi dasar rezeki anak solehah, beberapa waktu setelahnya, saya ditawarin buat mencicipi Nescafé Classic First Harvest. Seperti namanya “First Harvest”, Nescafé Classic yang ini berbeda dengan Nescafé Classic yang biasanya beredar luas di pasaran. Nescafé Classic First Harvest diproses dari biji kopi pilihan hasil panen pertama.
Karena biasanya kopi hasil panenan pertama setiap tahun itu tidak sebanyak ketika sudah musim panen raya, maka Nescafé Classic First Harvest ini hanya diproduksi dalam jumlah terbatas, atau istilah kerennya limited edition.
Dan ternyata benar, Nescafé Classic First Harvest yang saya cicipi, punya rasa dan aroma yang lebih lembut. Wangi manis seperti aroma gula jawa tercium dari Nescafé Classic First Harvest yang saya seduh. Dari segi rasa, kopi ini jauh lebih bisa ditolerir oleh lidah dan lambung saya daripada Nescafé Classic biasa, karena level acidity yang cenderung lebih rendah dan body yang lebih ringan.
Pada kesempatan cicip yang kedua, saya mencoba mencampurkan krimer kental dengan kopi bubuk tanpa ampas khas Nescafé. Perpaduan 1 sendok teh Nescafé Classic First Harvest dan 3 sendok teh Carnation ramuan saya, berhasil menghasilkan kopi susu yang ciamik.
You have to give it a try! *seruput kopi*
Masih ada? Minta sebungkus dong? Beli deh kalo gak boleh minta :p
Masih ada setoples utuh di rumah Jakarta. Mau?
Eh, yang bener? Mau lah ahaha, kapan ke jakarta? :D
Akhir Maret, transit doang tapi mungkin sehari dua hari. Bagi dua, ya? Nanti kita ketemu kamu bawa toples :D