Footprint, Mumble

Kalo kata orang-orang, judulnya spoiler banget. Iya, emang! Harafiah seharafiah-harafiahnya.

Jadi cerita ini berawal dari agenda untuk ngurus pengajuan visa Jepang. Saya baru inget kalo alamat di Paspor dan KTP sekarang beda, karena saya pindah rumah. Sementara, Kedubes Jepang itu membagi pelayanan pengajuan visa di Konsulat per wilayah Yuridiksi. Yang artinya, kalo KTP dan Paspor ngana alamatnya di Ambon, janganlah iseng ngajuin visanya di Jakarta. Topik pengajuan visa Jepang ini nanti saya bahas terpisah lah, ya. Karena di sini bukan itu inti permasalahannya. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

25 Januari 2013.

Setelah kemarin tour de temple, hari ini rencananya adalah city tour Bangkok. Targetnya adalah Museum Madame Tussauds, Jim Thompson House, dan Patpong night market.

Pengamen di depan Bangkok Art and Culture Centre
Pengamen di depan Bangkok Art and Culture Centre

Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

24 Januari 2013.

Dikarenakan satu (baru balik dari Khao San jam 2 pagi) dan lain hal (cape dan ngantuk parah), saya baru berhasil menarik diri dari kasur-ke kamar mandi-keluar LGH sekitar jam 10 pagi. Itinerary hari ini adalah, wisata budaya. Alias keliling dari candi ke candi.

Temple of Dawn at Twilight
Temple of Dawn at Twilight

Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Setelah perjalanan ramai-ramai bertujuh ke Singapura bulan lalu, bulan ini tim jalan-jalan cuma berdua aja. Kami menuju bandara Soekarno-Hatta dalam cuaca dan arus lalu lintas Jakarta yang nggak bersahabat. Tiba di bandara pukul 15.45, satu jam sebelum flight kami menuju Bangkok.

Dalam setiap perjalanan, saya membiasakan diri untuk web check-in dulu dan menerapkan prinsip traveling light untuk menghemat waktu, termasuk kali ini. Apa hubungannya traveling light dengan menghemat waktu? Selain mengurangi keribetan sepanjang jalan akibat narik-narik koper dan barang bawaan lainnya yang otomatis akan memperlambat gerak dan memakan waktu, beberapa kali saya alhamdulillah diizinin masuk ke pesawat ketika “terpaksa” telat tiba di bandara, karena saya nggak membawa barang yang perlu masuk bagasi, cuma satu ransel yang bisa masuk kabin pesawat. Mungkin kalau saya perlu drop bagasi, ceritanya akan lain lagi. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

There’s always a first time for everything.
So, it was the very first time for me visiting Singapore, the country next door. I was leaving Jakarta by Air Asia earliest flight at 5.40 am. Really, I woke up at 3.00, got prepared, and heading to Soekarno-Hatta airport at 3.30.

Safely landed at Terminal 1 Changi Airport at sometimes around 7.30, Singapore time, which is an hour ahead than Jakarta. Got my M1 card activated before roaming tariff drains my purse, and then leaving for The Sleepy Kiwi at Bussorah Street to got myself checked in. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr