Footprint

Traveling Mudah dan Murah di Vietnam

Jikalau ada yang sangat saya sukai dari Vietnam selain makanannya adalah mudah dan murahnya sarana transportasi menuju tempat-tempat tujuan utama wisata di negara ini.

Sungguhlah saya iri sama cara Vietnam ‘menjual’ segala sumber daya yang bisa dijadikan tujuan wisata. Bahkan kebun buah-buahan di belakang rumah orang pun bisa jadi destinasi. Tentu saja, sasaran utama mereka bukanlah turis sesama-Asia-Tenggara yang kayaknya udah biasa banget lihat hal-hal ‘begituan’.

Makanya saya seneng kalo dapet travelmate ‘bule’ pas lagi jalan, soalnya mereka masih punya reaksi ‘wow-effect’ setiap ngelihat destinasi yang kadang menurut saya biasa aja. Dan kalo mereka tanya ke saya, “What do you think? Do you like it?” saya seringnya jawab, “It’s just okay. And a little bit like home.”

Anyway, dengan kondisi geografis Vietnam yang ‘memanjang’ dari utara ke selatan itu, gimana caranya traveling mudah dan murah di sana?

Kunci rahasianya adalah the secret key……. *oke oke sori*….. maksud saya, kuncinya adalah sebuah tiket Open Bus. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Itinerary Seminggu di Jepang

Itinerary perjalanan ke Jepang ini dimodifikasi sedikit dari itinerary asli saya waktu ke Jepang dua tahun lalu atas dasar beberapa pertimbangan, salah satunya adalah ‘setelah dipraktikkan, kayaknya enakan kalo diubah begini atau begitu’.

Masih mengandalkan prinsip traveling saya yang sebisa mungkin enggak bolak-balik rute yang sama demi efisiensi waktu dan tenaga dan biaya (yang selanjutnya akan diistilahkan sebagai sumber daya) juga, jadi saya sarankan kalau ke Jepang, keluar masuknya jangan dari kota yang sama.

Rute klasik yang bisa diadaptasi adalah masuk Osaka – keluar Tokyo, atau sebaliknya, masuk Tokyo – keluar Osaka. Dengan rute itu, masih bisa ditambahkan beberapa kota di antaranya, seperti Kyoto, Nara, Kobe, dan lain sebagainya sesuai ketersediaan sumber daya. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Keliling Asia Tenggara Jalur Darat

Tepatnya ini bukan seluruh Asia Tenggara, tapi Asia Tenggara di sisi barat dan Utara (udah kusut belum?), atau lebih tepatnya lagi negara-negara yang ‘tergabung’ dalam satu daratan yang sama: Singapura, Malaysia, Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam, dan Kamboja. Lumayan kan itu udah tujuh negara.

Kemarin saya udah bikin postingan tentang rute garis besarnya, tapi di postingan ini saya akan bahasnya lebih dari sisi transportasi yang saya gunakan buat pindah-pindah negara di rute tersebut. Saya mulai masuk dari Yangon, Myanmar pakai pesawat dari Jakarta transit Kuala Lumpur. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

28 Hours Ride Between Lao and Vietnam

This is also one of the most epic journey I’ve ever involved into. Not as crazy as my 400 km motorbike riding in Vietnam, but could probably be the second one.

Jadi cerita bermula dari Luang Prabang, Laos. Di itinerary original saya sebelum berubah jadi itinerary final ini, sehabis Myanmar, saya mau ke Laos via Thailand (Bangkok), kemudian Vietnam, baru Kamboja.

Karena prinsip saya yang nggak mau jalan bolak-balik itu, habis dari Luang Prabang, Laos, saya penginnya masuk Vietnam dari bagian utara, masuk dari Dien Bien Phu, ke Sapa, kemudian ke Hanoi, dan lanjut jalan terus ke arah selatan sampai Saigon, baru kemudian ke Kamboja.

Jadi intinya saya nggak mau pakai rute yang sebenernya lebih gampang (meskipun lama juga) Luang Prabang – Hanoi – Sapa – Hanoi lalu lanjut ke selatan. Yang artinya saya harus bolak-balik Hanoi – Sapa. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Naik Motor di Vietnam

Kalau ditanya, pengalaman traveling yang paling gila. Salah satu hal yang kemungkinan besar saya sebutkan adalah: naik motor sejauh 400 KM, SENDIRIAN, DI VIETNAM.

Yang kalau masih terdengar kurang epic, bisa ditambahkan….

….. kemudian KECELAKAAN. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr