Footprint

Prosedur WNI Pulang Ke Indonesia, Karantina, dan Hal Seputarnya

Tentang Prosedur WNI Pulang Ke Indonesia, Karantina, dan Hal-Hal Seputarnya
Hello, Jakarta!

Tanggal 9 Juni 2021 kemarin, akhirnya saya pulang ke Indonesia setelah 15 bulan 3 hari dari tanggal terakhir saya meninggalkan negara ini.

Sebelum pulang kemarin, ada begitu banyak pertanyaan di kepala saya tentang prosedur perjalanan dan terutama prosedur masuk ke Indonesia untuk WNI yang tinggal di luar negeri. Informasi tentang aturan pemerintah ada bertebaran di mana-mana,  dan meskipun sering berubah-ubah, tapi cukup gampang dicari tahu.

Yang jarang saya temukan adalah cerita pengalaman utuh dari mereka yang mengalaminya di lapangan. Saya sempat baca sepotong-sepotong cerita yang dibagikan di media sosial.  Nah, karena saya sudah mengalaminya sendiri, sekarang saya mau coba tulis selengkapnya. Siapa tahu ada yang butuh informasi ini.

Semua informasi yang saya tulis di sini adalah pengalaman saya pribadi dan berdasarkan aturan pemerintah yang berlaku pada tanggal 9 Juni 2021. Kalau sesudah ini ada perubahan ketentuan, ada kemungkinan informasi yang saya ceritakan ini sudah tidak relevan lagi.

Pre-departure

Selain tiket pesawat, ada dua dokumen yang wajib disiapkan sebelum terbang kembali ke Indonesia:

  1. Print hasil negatif dari PCR test yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang kredibel maksimal 72 jam sebelum penerbangan. Dari UAE, saya pakai hasil test dari PureHealth.
  2. eHAC yang sudah diisi. Bisa dalam aplikasi di smartphone atau print bukti pengisian eHAC yang ada QR Code-nya. Kemarin, saya pakai hasil print  buat jaga-jaga aja. Ternyata yang pertama ditanyakan justru yang di aplikasi. Wkwk~

On-arrival

Seperti yang udah saya baca di berbagai media sebelum berangkat, setelah keluar dari pesawat, ada cukup banyak check point yang harus dilewati. Pengalaman saya kemarin:

Turun Pesawat

Masuk ke terminal kedatangan, tiba di check point  pertama. Diminta menunggu sambil duduk di kursi, kemudian dibagikan dan diminta mengisi formulir pemeriksaan kesehatan, dan menyiapkan hasil PCR dan eHAC yang sudah diisi.

Pemeriksaan

  1. Kalau sudah selesai isi formulir pemeriksaan kesehatan, lanjut maju menuju petugas yang memindai QR Code di eHAC dan ditanya singkat, “Di luar negeri kunjungan atau tinggal?”
  2. Menuju ke loket/meja pemeriksaan kesehatan untuk dicek hasil PCR dan sekali lagi ditanya, “Di luar negeri kunjungan atau tinggal?” Karena saya di tinggal di luar negeri ikut suami, tidak bekerja, formulir pemeriksaan kesehatan saya ditulisi “UMUM” dan diberi cap “HOTEL”.
    Kayaknya untuk PMI, formulirnya akan dicap “WISMA”. Dan selanjutnya dikarantina di Wisma Atlet. *kayaknya doang, saya nggak tau pasti*
  3. Sebelum keluar dari area pemeriksaan kesehatan, formulir kesehatan ditunjukkan ke petugas untuk dicatat apakah kita karantina di hotel atau wisma.

Imigrasi

  1. Masuk area imigrasi. Prosedur cap paspor seperti biasa kalau pulang dari luar negeri.
  2. Keluar imigrasi ke arah pengambilan bagasi, kemudian ambil bagasi dan keluar melalui area bea cukai juga seperti biasa kalau pulang dari luar negeri. Tidak ada perbedaan prosedur.
    Tapi sebelum saya keluar menuju bea cukai, beberapa petugas mengarahkan mereka yang kopernya ditandai untuk menunggu di area khusus. Mereka ini yang akan dikarantina di wisma.
  3. Keluar dari terminal kedatangan, langsung disambut petugas yang menanyakan karantina di wisma atau hotel, kemudian kalau di hotel apakah sudah reservasi atau belum. Karena saya udah reservasi, petugasnya langsung memanggil PIC dari hotelnya.
    Kalau belum reservasi, di situ ada beberapa perwakilan hotel yang menawarkan paket-paket karantina juga, jadi bisa pesan on the spot.
  4. Petugas perwakilan hotel mengambil paspor saya dan mendaftarkannya ke petugas di check point terakhir. Paspor akan ditahan sampai selesai masa karantina.
  5. Petugas perwakilan hotel mengantar ke mobil, dan langsung menuju ke hotel.

At the hotel

Tiba di hotel, langsung menuju area check in khusus dan dijelaskan ulang tentang prosedur karantina, fasilitas yang didapat, menu makanan, dan lain-lain. Oh ya, saya sempat survei ke beberapa hotel, dan sekarang rata-rata aturannya sama, “Sekarang sudah nggak bebas dan nggak boleh menerima paket dari luar, atau beli makanan via GoFood, Grabfood, dan sejenisnya. Strictly nggak boleh.”

Selesai proses check in, langsung tes PCR di salah satu ruangan di lobi hotel sebelum masuk ke kamar. Nanti di hari kelima karantina akan dilakukan tes PCR kedua.

Meskipun tahapannya kayak panjang banget, surprisingly prosesnya menurut saya cukup cepat. Saya mendarat pukul 13.10 dan pukul 15.30 saya sudah masuk kamar hotel. Jadi semua birokrasi panjang di atas, mulai dari mendarat, termasuk perjalanan dari bandara ke hotel saya di kawasan Mega Kuningan, sampai tes PCR, seluruhnya selesai dalam waktu sekitar 2 jam 20 menit. I’m impressed! :”)

And… that’s all!

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.