Seriously Serious Thoughts

The Woman I’ve Become

Am turning 31 today.
And the most significant change in my life the past year is the fact that am now a married woman. LOL.

Sebagai perempuan yang tidak menargetkan untuk menikah di umur tertentu, saya sendiri cukup kaget dengan rangkaian keputusan yang saya (dan pasangan) ambil tahun kemarin, yang berakhir pada mahligai pernikahan. *ah elah*

Butuh 27 tahun untuk saya menyadari bahwa jalan hidup saya (sedari awal) sedikit (atau mungkin banyak) berbeda dengan kebanyakan perempuan (yang saya kenal pada saat itu). Untungnya, semakin ke sini, seleksi alam mempertemukan saya dengan banyak perempuan hebat dengan jalan hidup yang tidak biasa juga. *you know who you girls are*

Di saat  yang lain masih dalam kontrol orang tua, karena beberapa alasan, di usia 11-12 tahun saya mulai belajar tinggal jauh dari orang tua, dan berlatih bertanggung jawab pada diri dan hidup saya sendiri. Ya tentu saja, duit masih dari orang tua. Sayangnya belum kepikiran buat jual ginjal sih saat itu :/ *istighfar*

Di saat perempuan yang saya kenal mulai menikah di awal usia 20 tahunan, saya malah asyik berkarier di kantor. Yes, right! Di umur 23-25 tahun, saya mulai kekurangan teman perempuan yang lajang. Lagi-lagi, untungnya, di umur ini pula saya mulai banyak kenal dengan mereka yang berbahagia dengan hidupnya dengan banyak cara luar biasa lainnya selain menikah.

Di umur 27 tahun, di saat karier saya bisa dibilang sudah cukup bagus, gaji oke, di kantor yang bonafit pula, dan di saat banyak perempuan yang saya kenal fokus mengurus anak (baik anak pertama, kedua, bahkan ada yang sudah ketiga), saya memilih meninggalkan kantor dan traveling. Kembali ke pernyataan saya di atas, memang butuh waktu hingga di tahun ini untuk saya menyadari kalau jalan saya tidak mengikuti pola sekolah-kuliah-kerja-menikah-punya anak-dsb seperti ‘standar’ tatanan masyarakat pada umumnya.

Pernah (bahkan ada masanya cukup sering) saya menerima pertanyaan dari beberapa teman perempuan yang sudah berkeluarga dengan nada yang terdengar mengkhawatirkan saya. Semacam, “Kapan kamu menikah? Tunggu apa lagi? Aku aja anaknya udah dua. Aku bahagia lho kayak gini. Kamu ga mau bahagia juga?” He he he.

Little did they know, I am happy! Dengan ‘jenis’ bahagia yang berbeda dari yang mereka rasakan, tentu saja.

Saya sangat percaya bahwa jalan hidup dan timeline setiap orang berbeda-beda. Ini yang membuat saya hampir tidak pernah iri dengan kehidupan orang lain (apalagi mengatur dan mengurus hidup mereka). Toh kalau dipikir lagi, pencapaian hidup kita memang tidak akan pernah bisa dibandingkan. Hidup tidak punya daftar hal-hal yang wajib dicapai yang bisa dicoret kalau kita sudah mencapainya. Bisa jadi, kamu sudah menikah dan punya anak, tetapi belum jalan-jalan ke tempat-tempat yang saya pernah kunjungi, misalnya.

Now that I’ve married, saya tidak akan, dan tidak ingin menjadi golongan yang aku-sudah-kamu-kapan, untuk tujuan apa pun. Tolong ingatkan kalau saya melontarkan kata-kata seperti itu.

Now  that am 31 and married, I could say that am happy enough with this woman I’ve become. Considering the ‘unusual’ path I took, I always have this feeling of “I have come this far not only to come this far”. I am proud of what I’ve achieved and tried to learn from all mistakes that I made, and the most important thing is be at peace with myself and love myself abundantly.

Also, now that it’s the International Women’s Day today, here’s some messages for all women (and women in the making) out there.

Be strong! Strong enough to embrace whichever path you take and whatever life gives you at the moment. If you’re in a bad situation right now, be strong enough to hold on and not give up, and I really wish things get better soon. If you’re feeling good with what you have now, be truly happy!

Be kind! Kind enough to other women (and other human-beings too!) Encourage, empower, support, and build each other up, instead of judge, hate, and tear each others down.

Be you! Love yourself enough. Don’t let people’s opinion get in your way too much. Trust your hearts, it knows what’s best. 

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.