Footprint

28 Hours Ride Between Lao and Vietnam

This is also one of the most epic journey I’ve ever involved into. Not as crazy as my 400 km motorbike riding in Vietnam, but could probably be the second one.

Jadi cerita bermula dari Luang Prabang, Laos. Di itinerary original saya sebelum berubah jadi itinerary final ini, sehabis Myanmar, saya mau ke Laos via Thailand (Bangkok), kemudian Vietnam, baru Kamboja.

Karena prinsip saya yang nggak mau jalan bolak-balik itu, habis dari Luang Prabang, Laos, saya penginnya masuk Vietnam dari bagian utara, masuk dari Dien Bien Phu, ke Sapa, kemudian ke Hanoi, dan lanjut jalan terus ke arah selatan sampai Saigon, baru kemudian ke Kamboja.

Jadi intinya saya nggak mau pakai rute yang sebenernya lebih gampang (meskipun lama juga) Luang Prabang – Hanoi – Sapa – Hanoi lalu lanjut ke selatan. Yang artinya saya harus bolak-balik Hanoi – Sapa. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Naik Motor di Vietnam

Kalau ditanya, pengalaman traveling yang paling gila. Salah satu hal yang kemungkinan besar saya sebutkan adalah: naik motor sejauh 400 KM, SENDIRIAN, DI VIETNAM.

Yang kalau masih terdengar kurang epic, bisa ditambahkan….

….. kemudian KECELAKAAN. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Asiknya Traveling Sendiri. Episode: Mendadak Jadi Penduduk Lokal

Salah satu hal yang membuat saya suka sekali traveling sendirian adalah kemungkinan untuk bisa berinteraksi dengan penduduk lokal, atau orang lain jadi lebih mudah. Dengan pergi sendiri, kita secara tidak langsung ‘membuka’ kesempatan bagi orang lain untuk mendekati kita.

Kemungkinan orang lain untuk menyapa akan lebih terbuka daripada kalau kita pergi berombongan. Kalau meminjam istilah teman baik saya, orang jadi tidak segan menyapa karena dia nggak perlu merasa terintimidasi karena ‘menghadapi’ sekelompok orang asing sekaligus, dan berawal dari sebuah sapaan, bisa jadi berujung ke ‘sekadar’ pengetahuan baru, atau bahkan ‘persaudaraan’. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Kirim Barang Dari Vietnam Ke Indonesia

Vietnam adalah negara kesukaan saya untuk traveling, negara yang saya bisa betah berlama-lama di sana. Salah satu alasannya adalah karena biaya hidup dan harga barang-barang yang cenderung lebih murah. Kurs mata uang Vietnam Dong terhadap USD berkisar di angka 22.500. Cukup lemah dibandingkan sama kurs 1 USD ke Rupiah yang ‘cuma’ sekitar 13.000.

Waktu itu pas baru sampai Hanoi, ibu kota Vietnam, saya sudah khilaf beli banyak barang. Padahal perjalanan masih panjang, dan saya nggak mungkin membawa semua barang itu bersama saya, karena biaya bagasi pesawat yang cukup mahal, dan yang paling utama sih karena males banget ribet bawa barang tambahan banyak. *mengingat saya traveling dua bulan bawanya carrier kecil 30L doang* Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr
Footprint

Itinerary 2 Minggu di Myanmar

Berhubung paspor Indonesia sudah boleh masuk Myanmar tanpa perlu visa lagi selama 14 hari, jadi bagaimana cara memanfaatkannya? Enaknya ke mana saja di Myanmar selama 14 hari?

Mari kita ambil studi kasus itinerary yang pernah saya lakukan. Ini sebenarnya rute yang cukup mainstream dijalani. Myanmar adalah negara yang bentuk geografisnya memanjang dari utara ke selatan. *bentuk geografis itu apa*

Setiap kali traveling, saya sebisa mungkin menghindari perjalanan bolak-balik dengan rute yang sama. Supaya efektif dan nggak buang-buang waktu di jalan. Jadi itinerary saya di Myanmar dimulai dari Yangon – Nyaungshwe – Bagan – keluar di Mandalay. Continue Reading

Share this:
Facebook Twitter Email Pinterest Tumblr